Bali disamping terkenal dengan keindahan tempat wisatanya juga sangat sangat terkenal dengan tari - tariannya yang sangat digemari oleh isatawan baik local maupun wisatawan asing.
Salah satu tarian yang paling sering dipertonotokan buat para pelancong yang datang kebali adalah tarian barong , Tari kecak , tari panyebrahma( wellcome dance)dan masih banyak tari tarian lainnya.
Nah kali ini kita akan telusuri lebih jauh tarian Barong yaitu salah satu tarian yang paling sobat sering lihat apabila sobat liburan di bali.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqAR5HROzDUESyvos95ETBR4nD4lgqf8NVSWmemFg6oELR5DSIHYdGnQGE-X_jQ-qK-6GCVJlyBUxsxUpXaYQpealVtV5yBNUaP1OdlhFWL2l6szlY4IslrESAQyywf1XTAMJG24kMdDY/s1600/tari+barong+5.jpg)
Tari ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
DIMANA SOBAT BISA MELIHAT TARI BARONGNYA ?
ADA 2 tempat ( alamat/ lokasi ) pementasan Tari Barong di Bali
yaitu di Kuta dan di Batubulan, dengan stage luas dan bertangga dengan
masing - masing berkapasitas setiap tempat sekitar 500 orang yaitu;
Pertama di; Jl. Baipas Ngurah Rai Kuta - Bali ( sekitar 500 m dari simpang dewa Ruci kiri jalan )
Ke-dua; Jl. Raya Batubulan. Gianyar - Bali ( sekitar 500 m dari terminal Batubulan kanan jalan )
Berapa harga tiket masuk tari barong ? Harga tiket tari barong di berkisar antara100.000/orang. Tetapi kami mempunyai harga tiket tari barong Bali jauh lebih murah daripada itu. Yaitu: Rp.75.000/orang .
So, Apakah Sobat mau nonton tari barong di Bali? Silahkan manfaatkan kesempatan ini, beli tiket tari barong sekarang pada kami mumpung harga tiket pertunjukan tari barong kami masih berada dibawah yang lain.
BOOKING : 085739247003
DISCOUNT TICKET MASUK HANYA 75.000 / ORANG
HARGA PUBLISH RP 100.000 ( RP HEMAT 25 .000 )
SINOPSIS TARI BARONG DAN KERIS
Tarian barong
menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan” barong
adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang
maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.
TARI PEMBUKAAN
Barong dan Kera
sedang bercanda didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang
bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak
ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi,
dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.(
Kadang-kadang tari pembuka ini hanya tari barong dan kera saja)
BABAK PERTAMA
Dua orang
penari muncul dan mereka adalah pengikut – pengikut dari rangda ( Sisya)
sedang mencari pengikut – pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam
perjalanan untuk menemui patihnya.
BABAK KEDUA
Pengikut –
pengikut Dewi Kunti tiba. Salah seorang pengikut Rangda berubah menjadi
celuluk/leak. (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut
Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui
patih dan bersama – sama menghadap Dewi Kunti.
BABAK KETIGA
Muncullah Dewi
Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada rangda
untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak
sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan
semacam rangda memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkabkan Dewi
Kunti bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknyya serta
memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan.
Dan patih inipun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam
hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
BABAK KEEMPAT
Turunlah Dewa
Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa dan keabdian ini tidak
diketahui oleh Rangda kemudian datanglah rangda, untuk mengoyak – koyak
dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan
yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan
memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga,
permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat sorga.
BABAK KELIMA
Kalika adalah
seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan
perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi “Babi Hutan” dan di dalam
pertarungan antara Sahadewa melawan “Babi Hutan” Sahadewa mendapat
kemenangan kemudian Kalika (Babi Hutan) ini merubah menjadi “Burung”
tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah rupa lagi
menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak
dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong.
Karena sama saktinya maka pertarungan antara barong melawan rangda ini
tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian
ini berlangsung terus abadi “Kebajikan” melawan “Kebatilan” kemudian
muncullah pengikut – pengikut Barong masing – masing dengan kerisnya
yang hendak menolong barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini
semuannya pun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena
pasukan ini menyadari bahwa kekuatan mereka dipengaruhi oleh dua keadaan
antara kebenaran dan kebatilan dan mereka mengusir segala roh jahat itu
dengan menancapkan keris kedada mereka. Begitulah manusia. Mempunyai
dua sisi baik dan buruk dan usaha yang keras harus dilakukan agar unsur
kebaikan tetap harus lebih dominan.