![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXu8uKDSvkZnIqOPj0WbNWHu6Yq6TCYpB4IvHUtZRPr4TgGFb-uanWL-4b3ClDefGbsP-2avNXQO9wdREszdm7QAbrZOOND2Gt7UlWHaRL2FX31Pjda8XNzRF22IWUcfF8Nic7-0Oa0d8/s1600/tari+barong+1.jpg)
Tari ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya. Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap. Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
DIMANA SOBAT BISA MELIHAT TARI BARONGNYA ?
ADA 2 tempat ( alamat/ lokasi ) pementasan Tari Barong di Bali
yaitu di Kuta dan di Batubulan, dengan stage luas dan bertangga dengan
masing - masing berkapasitas setiap tempat sekitar 500 orang yaitu;
Pertama di; Jl. Baipas Ngurah Rai Kuta - Bali ( sekitar 500 m dari simpang dewa Ruci kiri jalan )
Ke-dua; Jl. Raya Batubulan. Gianyar - Bali ( sekitar 500 m dari terminal Batubulan kanan jalan )
Ke-dua; Jl. Raya Batubulan. Gianyar - Bali ( sekitar 500 m dari terminal Batubulan kanan jalan )
Berapa harga tiket masuk tari barong ? Harga tiket tari barong di berkisar antara100.000/orang. Tetapi kami mempunyai harga tiket tari barong Bali jauh lebih murah daripada itu. Yaitu: Rp.75.000/orang . So, Apakah Sobat mau nonton tari barong di Bali? Silahkan manfaatkan kesempatan ini, beli tiket tari barong sekarang pada kami mumpung harga tiket pertunjukan tari barong kami masih berada dibawah yang lain.
BOOKING : 085739247003
DISCOUNT TICKET MASUK HANYA 75.000 / ORANG
HARGA PUBLISH RP 100.000 ( RP HEMAT 25 .000 )
SINOPSIS TARI BARONG DAN KERIS
Tarian barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan” barong adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.
Tarian barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan” barong adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.
TARI PEMBUKAAN
Barong dan Kera sedang bercanda didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.( Kadang-kadang tari pembuka ini hanya tari barong dan kera saja)
Barong dan Kera sedang bercanda didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.( Kadang-kadang tari pembuka ini hanya tari barong dan kera saja)
BABAK PERTAMA
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut – pengikut dari rangda ( Sisya) sedang mencari pengikut – pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut – pengikut dari rangda ( Sisya) sedang mencari pengikut – pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.
BABAK KEDUA
Pengikut – pengikut Dewi Kunti tiba. Salah seorang pengikut Rangda berubah menjadi celuluk/leak. (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama – sama menghadap Dewi Kunti.
Pengikut – pengikut Dewi Kunti tiba. Salah seorang pengikut Rangda berubah menjadi celuluk/leak. (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama – sama menghadap Dewi Kunti.
BABAK KETIGA
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan semacam rangda memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknyya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih inipun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan semacam rangda memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknyya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih inipun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
BABAK KEEMPAT
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa dan keabdian ini tidak diketahui oleh Rangda kemudian datanglah rangda, untuk mengoyak – koyak dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga, permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat sorga.
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa dan keabdian ini tidak diketahui oleh Rangda kemudian datanglah rangda, untuk mengoyak – koyak dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga, permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat sorga.
BABAK KELIMA
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi “Babi Hutan” dan di dalam pertarungan antara Sahadewa melawan “Babi Hutan” Sahadewa mendapat kemenangan kemudian Kalika (Babi Hutan) ini merubah menjadi “Burung” tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah rupa lagi menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara barong melawan rangda ini tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi “Kebajikan” melawan “Kebatilan” kemudian muncullah pengikut – pengikut Barong masing – masing dengan kerisnya yang hendak menolong barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini semuannya pun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena pasukan ini menyadari bahwa kekuatan mereka dipengaruhi oleh dua keadaan antara kebenaran dan kebatilan dan mereka mengusir segala roh jahat itu dengan menancapkan keris kedada mereka. Begitulah manusia. Mempunyai dua sisi baik dan buruk dan usaha yang keras harus dilakukan agar unsur kebaikan tetap harus lebih dominan.
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi “Babi Hutan” dan di dalam pertarungan antara Sahadewa melawan “Babi Hutan” Sahadewa mendapat kemenangan kemudian Kalika (Babi Hutan) ini merubah menjadi “Burung” tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah rupa lagi menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara barong melawan rangda ini tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi “Kebajikan” melawan “Kebatilan” kemudian muncullah pengikut – pengikut Barong masing – masing dengan kerisnya yang hendak menolong barong dalam pertarungan melawan Rangda. Mereka ini semuannya pun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena pasukan ini menyadari bahwa kekuatan mereka dipengaruhi oleh dua keadaan antara kebenaran dan kebatilan dan mereka mengusir segala roh jahat itu dengan menancapkan keris kedada mereka. Begitulah manusia. Mempunyai dua sisi baik dan buruk dan usaha yang keras harus dilakukan agar unsur kebaikan tetap harus lebih dominan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar